Pages

Banner 468 x 60px

 

Mencari teman saja butuh kemampuan

0 comments
kita sering melihat orang-orang yang ada di sekitar kita, ada berbagai macam keriteria dan kepribadian berbeda diantara mereka. memamng begitulah kebesaran Allah yang menciptakan manusia sehingga tak sedikitpun ada kesamaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. kita boleh mengatakan bahwa bayi yang lahir dengan kondisi kembar yang memiliki postur dan bentuk tubuh yang sama, kemiripan wajah, namun apakah sikap bayi tersebut bisa dikatakan sama? saya rasa tidak. Semua itu diciptakan memiliki tujuan sobat, apa tujuannya? di dalam Al-Qur'an dijelaskan.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat: 13)





Nah, sekarang tahu kan apa tujuan Allah menciptakan manusia dengan kondisi yang berbeda, apa kata Allah "Supaya kamu saling mengenal". coba bayangkan jikalau Allah menciptakan manusia dalam kondisi yang sama, sifat yang sama, mungkin kita susah untuk membedakan mana si A dan mana si B.
Kembali lagi ke topik awal kita, dalam keseharian kita melihat ada teman kita yang superaktif, Ceria, Pendiam, pemarah dan sebagainya. sifat ini tanpa kita sadari adalah suatu media untuk orang lain menilai diri kita. begitu juga mereka akan menjadikan diri kita sebagai teman akrabnya juga berdasarkan apakah orang tersebut sesuai dengan kepribadiannya dan juga menyesuaikan dengan kondisi fikirannya. seseorang yang ceria biasanya lebih memilih orang yang ceria juga agar apa yang mereka bicarakan nyambung. dan begitu juga sebaliknya. Tapi yang menarik yang ingin saya bahas disini adalah "Mencari teman saja Butuh kemampuan" 
kemampuan yang saya maksud bukan sekedar kemampuan mencari kawan sebanyak-banyaknya tapi yang saya maksud adalah kemampuan untuk menciptakan daya tarik agar orang mau berteman dengan kita. Saya katakan, mencari teman itu tidak susah, namun yang susah adalah mendapatkan teman, apakah mau orang itu berteman dengan kita. 
saya punya sebuah pengalaman yang mirip dengan apa yang saya bahas ini tatkala itu saya baru masuk di sebuah perguruan tinggi. Semuanya baru, orang baru, kampus baru, guru baru, lingkungan baru, pokoknya serba baru. Dengan kondisi baru ini, saya dituntut harus bisa menyesuaikan diri dengan orang-orang sekitar. Kebetulan saat itu dengan kondisi yang baru saya merasa itu adalah waktu yang tepat untuk bisa menciptakan kepribadian baru yang ingin saya tanamkan. Saya tidak ingin kepribadian saya yang lama terungkap kembali karena saya merasa banyak kesalahan di dalamnya. Dulu saya selalu merasa lebih dengan kemampua saya kemudian saya ubah sikap itu, dulu saya sering saya sering datang awal saya ubah kebiasaan itu karena memang kondisi tidak ada kendaraan dan pergi ke kampus nebeng dengan teman dalam bahasa melayunya. Akhirnya karena menyesuaikan dengan jadwal mereka yang sedikit berbeda membuat saya sering datang terlambat. Tidak hanya itu yang berubah dari diri saya, dalam hal tugas kelompok, saya sangat jarang mengerjakan tugas itu bersama-sama bahkan saya tidak ikut campur tangan. Al hasil apa yang terjadi, dengan kebiasaan saya seperti itu ternyata orang-orang yang ada disekitar kita memberikan penilaian bahwa saya ini begini, dan itu terbukti tatkala ada pembentukan kelompok lagi, tak satupun yang mau menerima saya di anggota kelompoknya dan banyak teman-teman yang menjauhi saya. Awalnya saya memang sengaja bersikap demikian, karena saya bosan dengan sikap saya yang merasa bisa lalu tatkala ada tugas selalu saya sendiri yang mengerjakannya seperti yang terjadi di masa Sekolah dulu. Kini saya berharap bisa hidup santai tanpa ada tugas dan kalaupun ada biarlah teman kelompok yang lain yang mengerjakannya. Karena tanggapan mereka seperti itu, menganggap saya sebagai sesuatu yang remeh, rendah, malas, saya ubah kembali. Ketika semua telah saya ubah dan kembali seperti semula, ternyata apa yang terjadi, orang yang awalnya begitu cuek, sombong, tinggi hati ternyata juga mengakui kelebihan kita dan mau menerima kita kembali. 
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah seperti itulah kehidupan, kita akan disenangi orang, dibutuhkan orang, dirindukan orang adalah berdasarkan apa yan telah kita torehkan, apa yang telah kita lakukan. Seseorang yang biasa-biasa saja akan dipinggirkan dan tidak dianggap bahkan kehadirannya dirasa tidak sedikitpun memberikan manfaat dalam bahasa kasarnya hanya menjadi sampah. Kalau kita berharap orang-orang disekitarkita senang dengan hadirnya kita di sisinya, kehadiran kita membawa ketentraman batinnya maka jadilah orang yang berguna, orang yang bermanfaat, jangan menjadi perusak, pembuat keonaran yang jika kita berada dimasyarakat, ternyata kehadiran kita membuat kecemasan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

0 comments:

Posting Komentar

tribios.co.cc. Diberdayakan oleh Blogger.